Mengukur Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
Teori Herzberg
Membaca sebuah blog menjadikan saya ingin untuk membagikan informasi ini buat
teman teman yang membutuhkan.
Dikenal dengan two factor theory, dalam bukunya psikologi industri
organisasi oleh Ino Yuwono dkk, 2005.
Kebutuhan tingkat atas, orang membutuhkan penghargaan dan aktualisasi diri,
disebut juga motivator factor.
Kebutuhan tingkat bawah, sedang kebutuhan yang lain masuk disini, atau hygiene factor.
Didalam bekerja ada
faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja, juga ketidakpuasan kerja
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain :
1. Tanggung jawab (responsibility),
besar kecilnya yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.
2. Kemajuan (advancement),
besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
3. Pencapaian (achievement),
besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
4. Pengakuan (recognition),
besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya.
5. Pekerjaan itu sendiri
(work it self), besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari
pekerjaannya.
Faktor diatas banyak berhubungan dengan
isi dari sebuah pekerjaan, oleh karena itu seringkali disebut juga content
factor. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam
pekerjaan seringkali disebut dengan context factor, karena lebih
bersifat lingkungan / diluar isi pekerjaan.
context factor itu adalah :
1. Kebijakan perusahaan (company
policy), derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan
dan peraturan yang berlaku diperusahaan.
2. Penyeliaan (supervision),
derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja.
3. Gaji (salary),
derajat kewajaran gaji/upah sebagai suatu imbalan atas hasil kerjanya (performance)
4. Hubungan antar pribadi
(interpersonal relations), derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi
dengan tenaga kerja lainnya.
5. Kondisi kerja (working
condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan
pekerjaannya.
Content factor sering disebut
dengan motivator, yaitu faktor faktor yang dapat mendorong orang untuk dapat
memenuhi kebutuhan tingkat atasnya dan merupakan penyebab orang menjadi puas
atas pekerjaannya.
Bila content factor ini tidak
ada, maka akan dapat menyebabkan seseorang tidak lagi puas atas pekerjaannya
atau orang tersebut dalam keadaan netral, merasa tidak ”puas” tetapi
juga tidak merasa ”tidak puas”.
Sedangkan context factor,
yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan ini sering disebut dengan hygiene
factor, dimana pekerjaan memberikan kesempatan untuk seseorang dalam
pemenuhan kebutuhan tingkat bawah. Bila context factor yang
tidak terpenuhi, tidak ada, ataupun tidak sesuai maka dapat membuat pekerja
merasa tidak puas (dissatisfied).
Dalam ketidakterpenuhinya context factor akan membuat tenaga kerja banyak
mengeluh dan merasa tidak puas, tetapi bila dipenuhi maka pekerja akan berada
pada posisi tidak lagi tidak puas (bukan berarti puas) atau tepatnya dalam
keadaan posisi netral.
Pada kelompok motivator cenderung
merupakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja yang lebih bercorak proaktif,
sedangkan pada kelompok hygiene cenderung menghasilkan motivasi
kerja yang lebih reaktif. Faktor hygiene bisa memindahkan ketidakpuasan dan
meningkatkan performance, namun sampai pada titik tertentu, setelah itu memperbaiki
faktor hygiene tersebut tidak lagi memiliki pengaruh.
Lakukanlah usaha usaha untuk lebih meningkatkan performance dan
dengan sikap lebih positif, berpusat pada faktor motivator, dan diikuti
dengan faktor hygiene .
Untuk itu setiap pekerjaan dibuat dan
dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan derajat penghargaan yang tinggi
untuk karyawannya oleh kedua faktor tersebut. Faktor hygiene untuk
menghindari ketidakpuasan kerja karyawan dan motivator sebagai
faktor yang memastikan kepuasan kerja karyawan.
Itulah sekelumit
tentang Teori Herzberg, semakin berkembang industri dan
manajemennya makin berkembang juga teori teori, alhasil pergunakanlah
tools/alat untuk membuat analisa.Lebih tajam analisa dan alat yang digunakan maka
akan lebih bisa melihat kebutuhan perusahaan, karyawan dan hubungannya.