Kamis, 13 November 2014

Mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan

Mengukur Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
Teori Herzberg

Membaca sebuah blog menjadikan saya ingin untuk membagikan informasi ini buat teman teman yang membutuhkan.

Dikenal dengan two factor theory, dalam bukunya psikologi industri organisasi oleh Ino Yuwono dkk, 2005.
Kebutuhan tingkat atas, orang membutuhkan penghargaan dan aktualisasi diri, disebut juga motivator factor.
Kebutuhan tingkat bawah, sedang kebutuhan yang lain masuk disini, atau hygiene factor.

Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan
Didalam bekerja ada faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja, juga ketidakpuasan kerja
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain  :
1.  Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.
2.  Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
3.  Pencapaian (achievement), besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
4.  Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya.
5.  Pekerjaan itu sendiri (work it self), besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya.

Faktor diatas banyak berhubungan dengan isi dari sebuah pekerjaan, oleh karena itu seringkali disebut juga content factor. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam pekerjaan seringkali disebut dengan context factor, karena lebih bersifat lingkungan / diluar isi pekerjaan.    

context factor  itu  adalah   :

1.  Kebijakan perusahaan (company policy), derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku diperusahaan.
2.  Penyeliaan (supervision), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja.
3.  Gaji (salary), derajat kewajaran gaji/upah sebagai suatu imbalan atas hasil kerjanya (performance)
4.  Hubungan antar pribadi (interpersonal relations), derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
5.  Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaannya.

Content factor  sering disebut dengan motivator, yaitu faktor faktor yang dapat mendorong orang untuk dapat memenuhi kebutuhan tingkat atasnya dan merupakan penyebab orang menjadi puas atas pekerjaannya.

 Bila content factor ini tidak ada, maka akan dapat menyebabkan seseorang tidak lagi puas atas pekerjaannya atau orang tersebut dalam keadaan netral, merasa tidak ”puas” tetapi juga tidak merasa ”tidak puas”.

Sedangkan context factor, yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan ini sering disebut dengan hygiene factor, dimana pekerjaan memberikan kesempatan untuk seseorang dalam pemenuhan kebutuhan tingkat bawah. Bila context factor yang tidak terpenuhi, tidak ada, ataupun tidak sesuai maka dapat membuat pekerja merasa tidak puas (dissatisfied).

Dalam ketidakterpenuhinya context factor akan membuat tenaga kerja banyak mengeluh dan merasa tidak puas, tetapi bila dipenuhi maka pekerja akan berada pada posisi tidak lagi tidak puas (bukan berarti puas) atau tepatnya dalam keadaan posisi netral.
Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan
Pada kelompok motivator cenderung merupakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja yang lebih bercorak proaktif, sedangkan pada kelompok hygiene cenderung menghasilkan motivasi kerja yang lebih reaktif. Faktor hygiene bisa memindahkan ketidakpuasan dan meningkatkan performance, namun sampai pada titik tertentu, setelah itu memperbaiki faktor hygiene tersebut tidak lagi memiliki pengaruh.

Lakukanlah usaha usaha untuk lebih meningkatkan performance dan dengan sikap lebih positif, berpusat pada faktor motivator, dan diikuti dengan faktor hygiene .
Untuk itu setiap pekerjaan dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan derajat penghargaan yang tinggi untuk karyawannya oleh kedua faktor tersebut. Faktor hygiene untuk menghindari ketidakpuasan kerja karyawan dan motivator sebagai faktor yang memastikan kepuasan kerja karyawan.


Itulah sekelumit tentang Teori Herzberg, semakin berkembang industri dan manajemennya makin berkembang juga teori teori, alhasil pergunakanlah tools/alat untuk membuat analisa.Lebih tajam analisa dan alat yang digunakan maka akan lebih bisa melihat kebutuhan perusahaan, karyawan dan hubungannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons