Karakter tipe konsumen dan pemasar, ketika sedang saling
menertawakan
Apakah mereka menjadi konsumen yang snob, smart atau dumb ??Ataukah pemasar nya yang snob, smart atau dumb
Konsumen yang snob
adalah konsumen yang suka dengan barang mahal supaya kelihatan hebat. Dia
sebetulnya kurang paham akan produk yang akan mereka beli. Yang terpenting
mereka membeli lebih mahal ketimbang yang dibeli orang lain. Kitapun juga
sering geli sendiri melihat konsumen dumb, yang selalu membeli barang yang
murah.Bukan karena
mereka tidak mampu, tetapi memang pelit.Produk yang dibeli biasanya memenuhi kebutuhan fungsional, dan harganya tidak mahal.Konsumen yang smart adalah konsumen yang biasanya punya pengetahuan yang cukup dalam membandingkan produk.Konsumen seperti ini sadar bahwa percuma harga murah jika manfaat fungsional dan emosionalnya kurang ia dapatkan. Ya, anda mungkin jengkel karena konsumen seperti ini tidak bisa dibohongi.
mereka tidak mampu, tetapi memang pelit.Produk yang dibeli biasanya memenuhi kebutuhan fungsional, dan harganya tidak mahal.Konsumen yang smart adalah konsumen yang biasanya punya pengetahuan yang cukup dalam membandingkan produk.Konsumen seperti ini sadar bahwa percuma harga murah jika manfaat fungsional dan emosionalnya kurang ia dapatkan. Ya, anda mungkin jengkel karena konsumen seperti ini tidak bisa dibohongi.
Mungkin kita sebagai marketer tidak sadar bahwa sebetulnya
konsumenpun sering menertawakan kita.
Konsumen juga punya akal, hati, dan jiwa untuk bisa menilai gelagat
marketer yang snob, smart, dan dumb.
Marketer yang snob adalah marketer yang arogan dan dirinya
lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen sehingga terkadang tidak butuh
konsumen.
Marketer yang dumb marketer yang menganggap dirinya berada
dibawah konsumen. Mereka menganggap konsumen sebagai raja.
Marketer yang smart adalah marketer yang tahu bagaimana
memberlakukan konsumen secara horizontal sebagai teman. Ia punya adab dan tata
karma bagaimana untuk bersikap friendly terhadap konsumen.
Karakter tipe konsumen dan marketer ini yang memberi warna
cerita pemasaran. Pada akhirnya kita bisa lihat marketing ibarat drama
pertunjukan yang kompleks, karena antara marketer dan konsumen harus bisa
menyentuh pikiran, hati, dan jiwa antar satu sama lain.
0 komentar:
Posting Komentar